Tuesday, October 18, 2011

Nikmatnya Lassi

Lassi adalah minuman yoghurt dingin dari kawasan Punjab di Pakistan dan India. Yogurt diblender bersama air, garam, merica, es, dan rempah-rempah khas Pakistan atau India. Lassi yang dibuat dengan resp tradisional kadang-kadang diberi aroma bubuk jintan. Lassi manis diblender bersama gula dan tidak dicampur rempah-rempah.

Lassi tradisional, Lassi yang memiliki rasa sedikit asin, dan merupakan minuman yang populer di desa-desa kawasan Punjab. Yogurt dilumatkan bersama air dan diberi tambahan garam, merica, dan rempah-rempah lain.

Lassi manis, Lassi buah-buahan dibuat dari gula, air mawar, jeruk limau, mangga, stroberi, atau sari buah lainnya. Lassi dengan safron adalah minuman khas Sindh (Pakistan), Jodhpur dan Rajasthan di India. Lassi yang diberi tambahan mentega disebut makkhaniya lassi dan kental seperti susu kocok (makkhan berarti mentega dalam bahasa Punjabi, bahasa Urdu, bahasa Hindi, atau bahasa Gujarat word for butter).

Lassi mangga, Di India dan Pakistan, lassi mangga adalah minuman yang populer. Setup mangga diblender bersama yoghurt, susu krim, atau es krim. Gelas yang dipakai adalah gelas tinggi dan dilengkapi dengan sedotan. Minuman ini juga dikenal di Malaysia dan Singapura.

Lassi bhang, Lassi istimewa dibuat campuran bhang (cairan cannabis) dan memiliki efek yang serupa dengan marijuana. Minuman ini tidak melanggar hukum di daerah tertentu di India, dan terutama diminum sewaktu perayaan Holi bersama makanan ringan yang disebut pakora.

6 Makanan Penghalau Bau Mulut

Uh, sebentar lagi mau rapat. Tapi menu makan siang Anda meninggalkan jejak tak mengenakkan dalam hembusan napas Anda. Tak sempat sikat gigi pula. Wah, tak ingin terjebak dalam situasi seperti ini? Coba perbanyak asupan makanan untuk menjaga nafas Anda tetap segar senantiasa.

Lemon. Coba hisap irisan lemon, atau menggigit-gigit kecil pinggiran lemon tersebut. Jika Anda di restoran, bisa pesan air putih dengan potongan lemon di dalamnya, atau lemon tea. Untuk waktu-waktu terdesak, permen dengan rasa lemon juga bisa membantu, plus lebih mudah dibawa-bawa.

Daun peterseli dan garnish hijau lainnya. Ketika pesanan Anda tiba dengan garnish hijau di bagian pinggirnya, biasanya berupa daun parsley, basil, atau rosemary, coba kunyah daun-daun tersebut. Batang dan daun tumbuhan kecil ini memiliki kandungan minyak yang memiliki aroma yang bisa menutupi bau mulut.

Apel, pir, dan wortel. Makanan-makanan ini kaya akan serat, plus mengunyah makanan semacam ini akan membantu mulut memproduksi air liur. Kedua hal ini akan mencipta semacam pembersih mulut.

Bumbu yang renyah. Untuk solusi eksotis lainnya, coba cari kapulaga, ketumbar, atau biji adas, yang biasa di jual di tempat-tempat penjualan bumbu. Mengunyah bumbu-bumbuan tadi akan mengeluarkan minyaknya untuk menetralkan bau mulut tidak sedap.

Daun mint atau batang kayu manis. Bahan-bahan ini bisa membantu memadamkan bau tidak menyenangkan dari bawang bombay dan bawang putih. Plus, minyak dari kayu manis bisa membunuh bakteri pada mulut agar tidak berkembang lebih banyak. Kayu manis atau permen karet rasa mint sama efektifnya. Jika Anda pencinta permen karet, pilih permen karet dengan rasa mint yang mengandung xylitol untuk mengurangi risiko gigi berlubang sekaligus menyegarkan napas.

Buah berry dan yogurt. Jika Anda tak bisa melewati hari tanpa makan makanan yang bisa memicu bau napas tidak sedap, makanlah untuk pencegahan, yang lebih baik daripada berusaha menghilangkan baunya yang sudah menyengat. Mengkonsumsi setengah cangkir yogurt tawar, bebas gula, dan rendah lemak bisa menurunkan level sulfida hydrogen penyebab bau napas tidak sedap. Buah berry, seperti pula melon, jeruk, dan buah-buahan lain yang mengandung vitamin C tinggi, juga bisa mengurangi bakteri mulut yang berbau. Mulailah setiap hari dengan yogurt yang diberikan buah sebagai pelengkap.

Yogurt Efektif Mengatasi Bau Mulut

Bau-bauan yang muncul dari dalam tubuh, seperti nafas yang bau, umumnya disebabkan oleh bakteri "jahat".

Nafas yang tidak sedap bisa disebabkan oleh gigi yang membusuk, gusi yang tidak sehat, pencernaan yang buruk, bakteri helicobacter pylori yang bisa menyebabkan peradangan kronis di perut, atau sejumlah penyakit lain. Namun bakteri yang bercokol di dalam mulut bisa menjadi masalah besar.

Ada orang yang secara alami memiliki sedikit bakter jahat (pathogenic), dan kadar bakteri baik yang jauh lebih tinggi di dalam mulut. Sayangnya, hanya 2 persen dari populasi manusia yang masuk ke dalam kategori ini. Sisanya, alias kebanyakan dari kita, harus berusaha menyeimbangkan jumlah bakteri jahat dan bakteri baik tersebut.

Salah satu cara untuk menyeimbangkan jumlah bakteri baik tersebut adalah dengan menambahkan produk-produk susu fermentasi, seperti yogurt yang aktif, ke dalam menu makanan Anda. Mengonsumsi suplemen probiotik secara teratur juga disarankan, agar pertumbuhan bakteri jahat di dalam tubuh Anda bisa "diatur".

Beberapa suplemen probiotik bekerja dengan mengurangi risiko pembusukan gigi pada gigi anak-anak. Dengan demikian problem gigi berlubang ketika mereka dewasa bisa dikurangi. Selain itu, tentunya, menurunkan risiko infeksi sekitar mulut.

Pilih Yogurt dengan Bakteri yang Aktif

Kita tentu sudah mengetahui bahwa tubuh kita memiliki bakteri baik (disebut probiotik) yang mengatur keseimbangan flora di dalam usus atau saluran pencernaan. Saluran cerna ini harus selalu dijaga, agar kita akan terhindar dari masalah konstipasi maupun diare. Untuk kasus konstipasi, bakteri baik ini membantu memendekkan lama waktu transit usus dan memperbaiki keteraturannya. Sedangkan pada diare, probiotik menjaga kadar bakteri baik yang dapat menyeimbangkan infeksi virus dan bakteri penyebab diare.

Untuk menjaga kesehatan saluran cerna tersebut, kita perlu memastikan bahwa bakteri baik masih hidup. Untuk itu, bakteri baik harus "diternakkan" dengan bantuan makanan prebiotik. Makanan prebiotik ini bersifat meningkatkan komposisi mikroba yang menguntungkan (serta meningkatkan aktivitasnya), dan mengurangi mikroba yang merugikan dalam tubuh.

Prebiotik ini dapat kita temukan pada bahan makanan alami, seperti bawang merah dan bawang putih, kedelai, madu, pisang, dan kacang-kacangan. Bila ingin praktis, Anda bisa mengonsumsi susu fermentasi atau yogurt yang mudah diperoleh di supermarket. Namun untuk mendapatkan manfaat terbaik dari prebiotik ini, jangan sembarang membeli yogurt.

"Kita perlu rajin membaca label kemasannya," ujar dr Samuel Oetoro, SpGK, saat ditemui usai seminar "Protection During Pregnancy" di Indonesia Maternity & Baby Expo di Jakarta Convention Center, Minggu (22/11).

Menurut dokter spesialis gizi klinik dari Semanggi Specialist Clinic ini, sebaiknya pilih yogurt yang pada label kemasannya menyebutkan unsur Lactobacillus, dan Bifidobacteria. Atau, setidaknya pada kemasan juga tertulis "live active cultures". Jadi, yogurt atau susu fermentasi tersebut memang mengandung bakteri yang aktif.

Bagaimana bila yogurt yang kita nikmati ternyata tidak mengandung bakteri yang masih aktif? "Memang tidak akan memberikan pengaruh buruk apa pun, tetapi kita juga tidak akan mendapatkan manfaatnya," jelas dr Samuel. Jadi, bila yogurt yang Anda simpan di lemari es ternyata tidak mengandung bakteri aktif, atau sudah expire, mengonsumsinya tidak akan memperbaiki kondisi pencernaan Anda.

Hati-hati Memilih Yogurt!

Masalah konstipasi jangan dianggap remeh. Tak hanya bikin perut tak nyaman karena seperti menampung sampah dalam usus, masalah pencernaan ini juga bisa menimbulkan komplikasi seperti maag, wasir, bahkan kanker usus besar. Untuk itu Anda perlu mengatur pola makan dengan banyak serat, serta olahraga teratur. Mengonsumsi yogurt juga dapat membantu mengatasi sembelit.

Namun jangan sembarangan memilih yogurt untuk mengatasi sembelit. Salah memilih yogurt membuat upaya pencegahan, apalagi pengobatan, menjadi tidak optimal.

Dr Regina Karim, Health Marketing Director dari Danone, menyarankan untuk memilih yogurt dengan dua kriteria, yakni:

1. Masa kedaluarsa kurang dari tiga bulan
Yogurt yang baik mengandung bakteri hidup. Bakteri inilah yang akan bekerja mengatasi masalah konstipasi. Lama hidup bakteri baik ini tidak lebih dari tiga bulan. Jadi jika Anda menemui yogurt dengan masa kedaluarsa sudah lebih dari tiga bulan, bakteri baik di dalamnya sudah tidak bekerja maksimal, atau bukan bakteri hidup yang dibutuhkan mengatasi masalah pencernaan.

2. Bukan produk UHT
Produk Ultra-High Temperature (UHT) merupakan produk yang dipanaskan, atau makanan yang melewati proses sterilisasi dengan suhu tinggi dalam jangka waktu tertentu. Produk UHT akan menyebabkan bakteri baik tersebut mati. Padahal, dibutuhkan bakteri hidup untuk mengatasi konstipasi.

"Sebaiknya konsumsi yogurt teratur dua kali sehari selama dua minggu, sebagai pengobatan sembelit. Lebih baik lagi sebagai pencegahan, dengan rutin mengonsumsinya setiap hari. Yogurt dengan bakteri hidup aman dikonsumsi setiap hari," jelas dr Regina kepada Kompas Female, dalam acara pencatatan rekor MURI untuk "1.000 Perempuan Makan Yogurt Bersama" yang diselenggarakan oleh Activia beberapa waktu lalu.

Menurut dr Regina, rutin mengonsumsi yogurt juga tidak akan menimbulkan diare. Bahkan, katanya lagi, orang yang mengalami intoleransi laktosa aman makan yogurt. Orang yang mengalami intoleransi laktosa cenderung mengalami diare ketika minum susu, karena tubuhnya tidak bisa menyerap laktosa.

Kiat Diet Sehat dengan Yogurt

Yogurt aman dikonsumsi setiap hari, dan bisa membantu program diet Anda. Kiatnya, konsumsi dua kali sehari, sebagai menu utama dan camilan di sela waktu makan. Makan yogurt saat sarapan atau makan malam, dengan takaran 200 miligram per sekali makan. Lalu makan satu kali lagi sebagai camilan per harinya, dengan takaran yang sama.

Artinya, dalam satu hari, sebaiknya konsumsi 400 miligram yogurt. Pilihan jenisnya bebas saja. Boleh frozen yogurt atau yogurt cair. Apapun rasa dan jenis yogurt, aman dimakan untuk menu diet Anda, dua kali sehari.

Dr Ira Indriasari, pendiri Klinik Ira Skin Care dan Slimming di Jakarta mengatakan yogurt baik untuk mereka yang sedang menjalani diet. Utamanya, karena yogurt menyehatkan pencernaan. Untuk program diet, dr Ira menyarankan mengasup yogurt saat sarapan. Namun, tegasnya, pilihan ini sebaiknya dijalani oleh mereka yang tidak menderita maag akut.

"Yogurt baik untuk sarapan, tetapi untuk penderita maag akut sebaiknya jangan makan yogurt untuk sarapan, tetapi ganti waktu makan yogurt pada malam harinya dan sebagai camilan," jelas dr Ira kepada Kompas Female seusai perayaan tiga tahun Sour Sally di La Piazza, dalam rangkaian kegiatan Jakarta Fashion & Food Festival 2011, Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (15/5) lalu.

Lebih jelasnya, berikut menu diet dengan yogurt saran dari dr Ira:
Pagi
Sarapan dengan 200 miligram yogurt ditambah topping buah segar. Kalau menderita maag akut, ganti yogurt dengan susu, roti atau buah sebagai sarapan.

Siang
Makan siang seperti biasa, dengan kandungan karbohidrat, serat, protein. Namun batasi makan nasi tiga sampai lima sendok saja. "Saat menjalani diet, pastikan asupan karbohidrat tetap terpenuhi setiap hari," tambah dr Ira.

Malam
Makan malam dengan sayur dan buah. Bagi penderita maag akut, aman untuk makan malam dengan yogurt sekaligus untuk memenuhi asupan 200 miligram yogurt per sekali makan.

Camilan
Camilan penting di sela waktu makan. Yakni pada waktu di antara sarapan dan makan siang, juga di antara makan siang dan makan malam. Nah, yogurt bisa menjadi pilihan camilan satu di antara dua pilihan waktu makan camilan ini. Takaran yogurt sebagai camilan 200 miligram. Dengan begitu, kebutuhan yogurt 400 miligram per hari terpenuhi, sekaligus bisa mendukung program diet Anda.

Monday, October 17, 2011

Yogurt Tak Lagi Sehat

Demam frozen yogurt sekarang sudah meluas. Sebagai produk turunan susu, yogurt selama ini memang menyandang gelar sehat. Selain tinggi kalsium, hasil fermentasi susu ini mengandung bakteri asam laktat, yang mampu meningkatkan kerja enzim galaktosidase yang memudahkan pencernaan laktosa.

Plus, meningkatkan kualitas nutrisi, menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah kanker, dan mengatasi diare. Pada puncak ketenarannya, muncullah beragam varian produk yang terlihat dan terasa lebih menarik serta enak di lidah.

Yogurt kini tampil dengan beragam rasa dan warna pilihan. Tapi, menurut Christopher Winjek, penulis buku The Top 10 Good Foods Gone Bad, yogurt yang beredar sekarang banyak ditambah gula, sari buah buatan atau buah yang telah diproses, dan bahan pewarna. Yogurt yang sehat tetaplah yogurt asli dan segar (plain yogurt) yang berwarna putih dan rasanya sangat asam.

Nah kalau bahan" yang ditambahkan ini tidak sesuai dengan kondisi kesehatan yang mengkonsumsi maka secara tidak langsung akan mempengaruhi kesehatannya. mis : yang minum yoghurt ini punya masalah dengan kadar gula yang berlebihan, maka pada saat mengkonsumsi yoghurt ditambah dengan gula yang berlebihan maka otomatis akan berpengaruh pada kesehatannya.

Sejarah Yogurt

Yoghurt yang kita kenal sekarang ini ternyata memiliki sejarah yang sangat panjang. Yoghurt merupakan salah satu produk fermentasi dengan rasa asam dan manis. Di beberapa negara yoghurt dikenal dengan nama yang  berbeda-beda, misalnya Jugurt (Turki), Zabady (Mesir, Sudan), Dahee (India), Cieddu (Italia), dan Filmjolk (Skandinavia).

Yoghurt mengandung bakteri hidup sebagai probiotik, yaitu mikroba dari makanan yang menguntungkan bagi mikroflora di dalam saluran pencernaan.  Sejauh ini jenis probiotik yang paling umum adalah bakteri asam laktat dari golongan Lactobacillus bulgaricus,  Streptococcus themophilus, dan Lactobacillus casei.

Konsep probiotik sudah dikenal sejak 2000 tahun lalu. Konon sejarahnya, pedagang dari Turki membawa susu dalam kantong usus domba sebagai bekal perjalanan. Karena terkena terik matahari dan dinginnya udara gurun lama-kelamaan susu berubah menjadi gumpalan padat. Rasanya pun berubah, menjadi asam tapi sangat menyegarkan.

Di India, sejak dahulu yoghurt dimanfaatkan sebagai obat sakit perut. Disebutkan pula bahwa masyarakat Timur Tengah sudah akrab dengan yogurt sejak 4.000 tahun yang lalu. Sejak berabad silam pun, perempuan Persia menggunakan yoghurt untuk masker yang bermanfaat menunda pengeriputan. Sampai sekarang pun manfaat ini masih bisa dirasakan.

Baru sejak awal abad ke-19 manfaat yoghurt bisa dibuktikan secara ilmiah oleh Ilya Metchnikoff,  seorang ilmuwan Rusia yang bekerja di Institut Pasteur, Paris. Metchnikoff mendapatkan, bangsa Bulgaria yang mempunyai kebiasaan mengonsumsi yoghurt (susu fermentasi) tetap sehat dalam usia lanjut.

Sejak saat itu berbagai kajian mengenai manfaat susu fermentasi terus diteliti. Metchnikoff sendiri akhirnya diberi penghargaan Nobel dan sejak saat itu produk susu fermentasi terus dikembangkan.

Susu fermentasi diketahui mengandung bakteri asam laktat yang mampu meningkatkan kerja enzim galaktosidase yang memudahkan pencernaan laktosa dalam usus, meningkatkan kualitas nutrisi, menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah kanker dan mengatasi diare.